Nadia nama gadis itu. Gadis yang membuatku terpana setengah
mati. Cinta pertama dan terakhirku dan satu – satunya orang yang mengerti
diriku. Bagiku hanyalah dia yang mampu mengkomplitkan hidupku. Dia pun juga
mencintaiku.
Hari
minggu yang tenang dan menyenangkan. Mataku yang terbuka akibat pancaran sinar
yang keluar melalui daun jendela. Lalu aku mengecek Iphone 6S ku itu dan tiba –
tiba Nadia meneleponku dan meminta untuk ketemuan di cafe depan sekolah, aku
pun langsung mandi dan berangkat ke cafe. Aku pun turun ke lantai 1 dan
mendapati papa mamaku dan kakak kembarku sedang sarapan, lalu kubilang aku mau
sarapan bareng teman – temanku dan akhirnya aku mengambil kunci mobil Nissan
Juke yang terparkir di garasi rumahku. Dalam perjalanan aku baru ingat bahwa
aku tidak membawa dompet, maka aku menelpon Nadia dan bertanya apakah dia bawa
dompet atau tidak karena aku tidak bawa dompet dan di mobilku pun tidak ada
uang sepeserpun. Sesampainya disana aku melihat dia dan dia menoleh dan aku
bertanya padanya “gimana sudah makan belum ?” “baru makan 1 porsi bubur sih”
kata Nadia dengan tertawa, “ 1 porsi bubur ? gk kurang tuh kamu kan makannya
banyak” dengan nada bercanda, “Iya sih baru habis seporsi ini lagi nunggu 2
bubur lagi sama 1 dimsum sih” Kata Nadia sambil tertawa, “Buset, ini masih pagi
sudah makan banyak aja dasar perut gentong sini bubur yang satu aku yang makan”.
Akhirnya 2 porsi bubur yang datang itu kuambil salah satu dan kuberi kecap dan
kumakan dengan lahap. Akhirnya aku bertanya kepada dia ada gerangan apa dia
memanggilku di pagi hari yang cerah ini, dia pun menjawab bahwa ada yang ingin
dia bicarakan kepadaku. Lalu akhirnya setelah dia berbasa – basi dia bilang
bahwa dia telah didiagnosa terkena leukimia. Tiba – tiba dia menangis dan
secara tiba – tiba seluruh mukaku menjadi pucat pasi dan dunia terasa berputar –
putar. Nadia tidak mau berhenti menangis dan akhirnya aku mengantarnya pulang
dengan mobilku. Dia bilang dia tidak ingin pulang, lalu aku pun bertanya kemana
dia ingin pergi, dia pun termenung lalu dia bilang ayo pergi ke taman bermain.
Aku pun
pergi ke taman bermain bersamanya dan disana kami mencoba semua wahana yang
ada. Dia pun berusaha mendatangi semua stan makanan yang ada disana dan mencoba
semua makanannya, aku pun hanya tertawa melihatnya tetapi sebenarnya dadaku
terasa sesak sekali memikirkan kabar buruk yang Nadia beritakan sebelumnya. Aku
ingin hidup bersamanya dan membantunya melawan Leukimia itu. Akhirnya kubawa
dia naik komidi putar, dan kubilang bahwa aku ingin menemaninya melawan
leukimia dan menemaninya untuk sisa hidupnya lalu kuberikan setangkai bunga
mawar untuknya. Nadia hanya melihatku dan menangis bahagia lalu dia pun
memelukku dan berkata bahwa hari ini adalah hari terbaik baginya.